Rabu, 10 Desember 2008

Terbutakan

Dari sebuah kesombongan tidak ditemukan sebutir permata yang begitu berkilau dihadapannya. Kesombongan itu membutakannya. Dia bahkan tidak berpikir ketika semua orang seperti dirinya, maka hilanglah sudah makna akan keberadaan dan potensi.

Assalamu'alaikum
Aku adalah seekor merak yang indah nan gagah. Makhluk di hutan menghormatiku, mengapa?
Selain karena keindahanku, aku juga adalah pemimpin hutan ini.

Suatu hari, beberapa burung elang kecil yang kelaparan singgah ke kediamanku.
mereka meminta bimbingan padaku.

"Ya tuan burung merak yang indah, apakah engkau tahu dimanakah kami dapat hidup
sebagaimana layaknya?" tanya salah satu burung elang kecil.

"Tentu aku tahu, aku telah hidup lebih lama dari kalian, ilmu yang kumiliki telah
melingkupi seluruh kawasan hutan ini. Aku menguasainya dan segala tetek bengeknya."
jawab sang merak.

"Oh, tuan merpati yang gagah perkasa, berikanlah kami setitik ilmu itu agar kami terselamatkan."
pinta burung elang kecil yang lain.

"Kalian terlalu belia, takkan sanggup menerima beban ini." jawabnya angkuh
"Kami sanggup tuan." para elang belia itu memohon
Namun sang merpati berkehendak lain. Dia terbutakan oleh kehidupannya yang lama dan
berjaya sehingga tak dapat melihat mereka yang berada di depannya.
Ia menggeleng dan elang kecil itupun meninggalkan kediaman mewah itu dengan lesu.
Namun Tuhan tak melupakan mereka, karena begitu ditolak oleh sang merpati mereka
bertemu dengan ayam hutan yang bijaksana dan bersedia membimbing para elang itu.

Beberapa saat kemudian, manusia menebangi hutan tempat sang merak tinggal, hewan hewan
melarikan diri begitu pula si merak.
Namun naas, dia tak dapat menyelamatkan diri dan tertangkap oleh manusia untuk
dirampas keindahannya. Ketika setengah sadar, merak tersebut melihat kawanan
burung burung yang bermigrasi dari hutan tersebut.
mereka dipimpin oleh beberapa burung elang yang gagah perkasa dan membelah langit
layaknya membuka jalur bagi burung lain agar dapat menyelamatkan diri.

"Aku kenal mereka, dan aku adalah merugi karenanya"
"Seandainya kusambut dan kupeluk mereka dengan hangat"
"Seandainya..."
Berandai andai pun tak lagi berguna, karena telah terlambat sudah.
Kehidupan berjalan tanpa peduli akan si merak dan keindahannya.


Itulah, sedikit dari perjalanan titik pasir yang menghadapi hari di dalam dunianya sendiri.
Wassalamualaikum

Tidak ada komentar:

Titik Titik Pasir Lainnya..

Perjalanan dan Rahasia yang mengungkapkan diri..

Tentang Titik Pasir Yang Hidup di Dunia Sendiri ini..

Foto saya
Setitik Pasir yang ada dan melihat untuk menjadi yang lebih baik dan memberi makna kepada alam luas yang tidak toleran kepadanya yang kecil dan tak berarti.